Kapan hari aku dapet temen baru. Dia temen daerah rumahku. Dan kebetulan dia adalah mahasiswi Teknik Informatika ITS (wow, keren yah. haha). Dia dua bersaudara dan kebetulan dia juga anak sulung sama sepertiku. Dia punya adik cowok dan yang lebih mencengangkan lagi. Adeknya yang cowok itu juga keterima jadi mahasiswa fakultas dan institut yang sama dengan kakak ceweknya itu. Hoaw, tambah iri deh. Tapi yang mau aku ceritain disini bukan betapa irinya aku dengan status kemahasiswaan mereka (aku bangga kok jadi mahasiswa fakultas farmasi UNAIR), tapi tentang brownies. Heeehh? Apa hubungannya? Ada dong hubungannya, tinggal di hubung – hubungin aja. Beres kan (mulai geje*).
Oke,mulai serius. Kapan hari (lagi*), temen baruku ini berbagi ilmu tentang “bagaimana/tata cara membuat brownis”. Dan sedikit mau pamer, ilmu baruku itu barusaja aku praktekkan di rumah. Yup, aku bikin brownis sendiri. Wenak lho, mantab lho. Hayoooo...
“Ealah, gitu ae bangga”
Lho iya dong, jarang – jarang EkaK yang baik hati, suka menolong, rajin menabung deelel ini bisa masak. Dan herannya gara – gara belajar bikin brownis, aku jadi sering ngumpulin resep – resep masakan. Haha... Yah, moga aja ini awal mula terbentuknya hobi baruku yaitu masak (Amin).
Sebenarnya dulu aku punya cita – cita punya resto sendiri lho. Sayangnya, karena kesibukanku yang tiada tara (halah, sibuk lapo?), mengurungkan niatku tuk belajar masak. Hehe
Tapi sekarang aku sadar (alhamdulillah, akhirnya), biarpun jaman sudah berubah, dan emansisapi emansipasi wanita sudah merajalela dimana – mana, tapi yang namanya cewek pinter masak itu adalah suatu nilai plus yang tiada dua, tiga, dan empatnya. Apalagi jaman sekarang, dimana – mana mol, dimana – mana resto, wehwehweh, hidup kita udah dimanja aja. Berbagai junk food dimane – mane. Dan yang namanye penyakit udah berkembang biak, bahkan spesiesnya makin bertambah. Nah, kalo kita jago masak dan pinter milih – milih menu yang enak tapi sehat, bagus tho!!! Benul kan... Sekalian antisisapi antisipasi dan menjaga kesehatan sejak dini (wez kayak iklan ae).
“Lhah, malah curhat???”
Oia, ampe lupa sama judulnya. Okeh – okeh, back to the topic. Yah, jadi intinya saya sudah berhasil membuat karya yang lumayan lah. Walau pun bentuknya masih belum layak jual. Hehe... Yah, perlu latihan lagi biar lebih maknyoooosssss. Siph-siph. --a
itu brownis kering ya??
BalasHapuskirim po'o ke rumahku tester jeh,,haha *ngarep*
nggeh yis. haha...
BalasHapusdi bayar piro aku? ckckckck